Pj Desa Lukas Loghe Dawa Maliti Bondo Ate kec.kodi Bangedo Kab.Sumba Barat Daya Mengklarifikasi Terkait Vidio unggahan Jajago keliling Adanya Permintaan uang secara kontak Amal Saku

portalgo | 19 May 2025, 01:50 am | 29 views

https://www.facebook.com/share/r/16oArEgo7v/

Kodi Bangedo -Sumba Barat Daya senin 19 Mei 2025 portalgogonews.com ,ketika media ini mewawancarai pj Lukas Loghe Dawa membenarkan  adanya vidio unggahan facebook oleh jajago keliling sehingga beberapa anggota polres dan polsek Kodi Bangedo meninjau langsung lokasi kejadian perkara di pantai Ratenggaro,menurut Pj Maliti bondo Ate permintaan uang seperti itu bukan dari petugas yang sudah dibentuk oleh pihak Pemdes Dan Pemda akan tetapi hanya adanya anak-anak dan salah satu seorang dewasa separubaya yang meminta kepada jajago keliling dengan berdalih meminta bukan memalak kalau seiklas hati,namun karena sebagai tamu asing ya mau tidak mau harus berkorban memberikan uang tanpa adanya karcis pun langsung memberikan itu karena ketidak tahuan karakter anak-anak yang tinggal dikampung adat.

Dari berita itu hingga terkirim  juga ke dalam grup-grup  pejabat Pemda dan masyarakat,media publik,Hal ini beberapa pejabat pemda seperti ibu Bupati Ratu Ngadu Bonnu Wula, Camat kodi Bangedo Soleman Mila Ate,Camat kodi Balaghar Adi Mada ,Kadis perwisata Plt Christofel Horo,,polres,polsek Ipda kadek Arya parwata ,pj kades,tokoh masyarakat langsung mengklarifikasi lewat media publik,sehingga esok Selasa 20 Mei 2025  mereka akan tinjau langsung lokasi tempat kejadian perkara yakni kampung adat Ratenggaro.

Hal yang menarik lagi ketika bercerita tentang sejarah babat alas berdiri kampung adat Ratenggaro terjadi beberapa versi yang memungkin analisis sejarah belum terrampung,Rampung ,namun berdasarkan kajian sejarah dan hasil wawancara” Dominggus.Mone , Rate Gaura kalau di lihat dari sisi asal peristiwa nya bukan nama kampung sebenarnya nmn karena ada peristiwa jadi di sebut Rate Gaura =menurut bahasa Orang gaura (Kerang kaka) karena salah satu  lulur nya yg dibunuh hanya gegara dia banyak mendapatkan banyak ikan hasil nelayan  tuturnya ,menurut analisis penulis diperkirakan abad ke 17  kampung Rate Ngaro baru diberi nama karena sesuatu peristiwa pembunuhan salah satu lelehurnya Nya Ahamad kerang kaka dan sebelumnya mereka di pinggir pantai itu dasar kampung adat yg paling tertua namun tidak ditempatin hingga saat ini , hanya beberapa makamnya saja diantara nya seperti  Makam Ratu Dello yang memeliki tiga anak-anak  diantara nya *,Mada Rangga Delo ana Ratu ,Mada perkono,Mada wulla=Wulan (penemu ilmu musik adat =tambur “gendang” gong kuno) syair adat penghormatan Ana delo tokoh Bughu Ana kahi waikawedah,pandona angihaghobol,apongga hagayo,Adungga dahlodo,apoghi dahalingo*

Dalam babat – versi sejarah beberapa sumber sejarah diantara nya bapak pendeta Daud Ndara Mila.S.TH,Ahmad Kerang kaka,Yohanes pembaptis Malo Horo,Linus Kabunggul,Dominikus Dengi Poka[Paku],dkknya 

Sedangkan Mada perkona cikal bakal berdirinya kampung adat Mbondo Tamiyo > benda-benda bersejarah tersimpan di umma kataku natar (diantaranya adalah  Tambur kuno ,gong,Tongkat yang hampir dua meter lebih,serta pedang)

Mada Wulla -cibakal bakal berdiri nya kampung adat hanga koki [karena adatnya peristiwa Keraksakti jadi disebut Hanga koki)dan baru dibahas panjang lembar

Sebagai penulis bahwa beberapa Raja-raja Mojopahit yang pernah bertahta dipulau Sumba diabad ke 14,15,16,17,18 hingga indonesia mardeka,Dan diabad ke 19 pemerintah hindia belanda membentuk Raja-raja kecil di kodi hingga pada Datuk Raja terakhir Hermanus Rangga Horo (Gus Mone Al Mughni)

Berita Terkait