MALAKA,| Portalgogonews.Com Minggu 22 Des 2024 |Ketua Presidium Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Malaka St.Yosef,Yanto,mengecam keras dugaan tindakan kekerasan oleh seorang oknum polisi terhadap warga di Dusun Umakatahan,Desa Umakatahan, Kecamatan Malaka, Kabupaten Malaka.
Yanto meminta Kapolda NTT segera mencopot Kapolres Malaka, yang dinilai gagal mengontrol bawahannya agar tidak bertindak sewenang-wenang dalam menjalankan tugas.
“Kami meminta Kapolda NTT mencopot Kapolres Malaka karena tidak mampu mengawasi bawahannya, sehingga terjadi tindakan semena-mena,” tegas Yanto saat dihubungi.
Kronologi Insiden
Insiden bermula ketika seorang warga yang melarikan diri dikejar hingga tiba di rumah juang PMKRI Cabang Malaka. Saat itu, korban sempat berada bersama para aktivis PMKRI, termasuk Yanto.
“Setibanya di rumah juang PMKRI, oknum polisi tanpa pertimbangan langsung memukul korban secara membabi buta,” ungkap Yanto.
Menurutnya, tindakan tersebut tidak mencerminkan tugas dan fungsi aparat penegak hukum. “Masalah seperti ini seharusnya diselesaikan melalui proses hukum, bukan dengan kekerasan. Yang berhak menentukan benar atau salah adalah hakim, bukan polisi,” tambahnya.
Kritik terhadap Kepemimpinan Kapolres
Yanto menilai perilaku semacam ini bertolak belakang dengan prinsip kepolisian sebagai pelayan dan pengayom masyarakat. Ia mendesak Kapolres Malaka untuk memberikan perhatian serius terhadap insiden ini.
“Kapolres harus memberikan arahan kepada bawahannya.Jika kejadian seperti ini terus dibiarkan,akan mencerminkan ketidakmampuan Kapolres dalam memimpin institusinya,” ujarnya.
Ia juga meminta agar oknum polisi yang melakukan kekerasan mendapatkan pembinaan, bahkan diberhentikan jika diperlukan, demi menjaga citra institusi kepolisian.
“Oknum kepolisian polres malaka yang melakukan penyerangan terhadap warga ini perlu di bina dan bilah perlu di berhentikan karena bisah merusak citra daripada institusi kepolisian,sebagai keamanan mereka seharusnya mencari solusi untuk penyelesaian masalah bukan melakukan tindakan premanisme terhadap masayarakat, lambang dan garuda yang kalian pake itu dari rakyat jadi seharus kalian tahu malu sebagai keamanan,” tandasnya.
Insiden Bermula dari Kesalahpahaman
Kejadian ini berawal saat seorang anggota polisi terkena pukulan oleh seseorang berinisial EK di lapangan voli. Namun, rekan-rekan anggota polisi yang datang kemudian salah sasaran dengan memukul warga yang bukan pelaku.
Yanto menegaskan bahwa tindakan kekerasan ini mencederai kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian. “Polisi adalah pengayom masyarakat, bukan hakim. Kekerasan seperti ini tidak dapat dibenarkan,” tutupnya.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Polres Malaka belum memberikan tanggapan terkait insiden tersebut. Media masih berupaya mendapatkan informasi lebih lanjut. *Tim Redaksi