
Sumba Barat Daya -Kodi Portalgogonews Rabu 16 Oktober 2024 Media ini telah menelah dari berbagai ilmu tafsiran segi suku kodi dari sisi adat kebiasaan istilah Woleka,Woleka ini memeliki dua kalimat yang sangat tersinonim dalam ilmu balugha atau ilmu bahasa berasal dari dua kata yakni Awal wo dan Leka dari sisi ilmiah wo ini mengandung nilai spiritual yang arti nya Nadar,sumpah,janji dan ikrar sedangkan Leka artinya Mengajak dalam musyawarah serta menemukan suatu artikel yang mengandung makna beribadah kepada sang pencipta rasa bersyukur kepada Tuhan Yang maha esa serta mendoakan Roh nenek moyang melalui Tahliyo (Tahlil)dan bertobat kepada sang pencipta dari rasa bersalah ketika berasmilasi sosial selama 1 Tahun penuh sehingga segala bentuk pendapatan pum baik hasil pertanian,berdagangan,atau mungkin karena telah bersalah antara teman-taman sejawat baik yang terdahulu maupun yang akan datang sehingga ada nya pesta woleka
Dalam kisah cerita atau hasil wawancara dengan tua pemangku pembawa acara adat woleka di kadaghu tana Nikodemus mete,Beliau memberikan komentar secara harafiah bahwa dengan ada woleka ini merupakan suatu ikatan janji pada acara adat yang belum selasai sehingga kami bermufakat kedua kampung adat yakni Kampung adat Lam Mete (Lam:Lidah dan Mete identik hitam atau singkat paddu lam mete arti pahit lidah ) yang mengawali istilah kampung adat Lam mete ini adalah Pengeran Tebo (Rato Tebo) dan dua adik-adik nya tandas Nikodemus mete
Dalam babat sejarah tentang Kampung dusun Kadaghu tana ini merupakan Kalibatu hibaan dari Saudara laki-laki nya Ratu Piro diberikan pada saudari perempuan atau iparnya yang bernama Rangga Rehi,sehingga saat itu kedua bersaudara saling menghargai dan menghormati maka sebagai tanda kasih sayang Ratu Piro dari kampung adat Bahewa memberikan tanah hibaan ini kepada saudari nya Rangga Rehi sehingga bagian barat untuk saudari perempuan dan bagian timur untuk pewaris laki-laki imbuh nikodemus Mete
Pesta Woleka adalah sebuah pesta adat yang berasal dari Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pesta ini merupakan perwujudan dari seni ritual magis masyarakat Marapu (Yang Maha tinggi) dan Pesta Woleka biasanya berlangsung selama tujuh hari tujuh malam dan ditandai dengan memukul gong.
Pesta Woleka diadakan sebagai hasil dari perjanjian antara manusia yang masih hidup dengan Marapu (Yang Maha tinggi). Pesta ini memiliki beberapa makna dan simbol, di antaranya:
Tarian Woleka merupakan simbol pelayanan tak terbatas dari wanita Sumba.
Tarian Woleka juga merupakan bentuk ucapan syukur atas berkat Sang Pencipta.
Tarian Woleka merupakan perwujudan kemakmuran dan kesejahteraan.
Dalam pesta Woleka, para penari akan menggunakan aksesoris warna-warni yang menandakan kemakmuran dan kesejahteraan. Selain itu, keluarga dan para undangan juga akan membawa hewan seperti kerbau, sapi, yang merupakan suatu tradisi yang kebudayaan kerbersamaan segala hajat sehingga apabila dari Pembawa hewan tadi jika pernah berjanji atau berutang kepada tuan pemangku woleka maka tamu undangan tadi akan membawakan hewan-hewan yang disebut diatas,selanjutnya setelah acara adat woleka tadi maka kini akan ada waktu pemotongan hewan kurban yang akan diberikan pada undangan sebagai penghargaan nilai budaya suku kodi dari sisi adat-istiadat yang berlalu beberapa abad tahun lalu.
Seiring waktu berlalu bahwa pesta woleka ini memeliki nilai spiritual yang kuat demi mendoakan Roh nenek moyang lewat Tahliyo(Tahlil)dengan membacakan beberapa Hikayat seseorang pendiri kampung adat semisalnya kampung Lam mete pendirinya Pengeran Tebo dan saudara-saudari akan didoakan lewat Ilmu Nujum huruf-huruf yang ditentukan oleh Ratu Marapu yakni huruf A pendek dan A Panjang ,Na ,wa Ro,Li,Dho, Tha ya di huruf-huruf ini memeliki arti yang dalam kajian ilmu nujum yang tinggi nilai spiritual hingga pembacaan perjalanan seseorang dalam acara adat yang di sakralkan oleh oleh adat hingga pembacaan proses penciptaan langit dan bumi serta surga-surga yang ditempati oleh leluhur selanjutnya kita akan kaji lebih dalam lagi (Gus Mone Al Mughni)
